Simalungun, 25 Juni 2025 , bnfnews.com — Komitmen terhadap pelestarian lingkungan kembali digaungkan oleh generasi muda. Semangat itu diwujudkan melalui kolaborasi antara Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Komisariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) dan Green Future Foundation dalam aksi penghijauan di Desa Bage, Nagori Ujung Saribu, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat Desa (PMD) GMKI yang berlangsung selama empat hari, sejak 23 hingga 26 Juni 2025. Puluhan mahasiswa hukum turun langsung ke tengah masyarakat untuk menggelar berbagai kegiatan sosial, edukatif, dan ekologis. Puncak kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 25 Juni 2025, dengan aksi gotong royong dan penanaman pohon di pekarangan warga, lahan kritis, serta lingkungan gereja dan sekolah. Aksi penghijauan ini disambut antusias oleh masyarakat desa yang turut ambil bagian sejak awal hingga akhir.
Ketua Green Future Foundation, Teguh Sinaga, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dari kolaborasi jangka panjang dalam upaya pelestarian lingkungan di kawasan Danau Toba. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam gerakan ekologis yang konkret. “Danau Toba adalah warisan alam yang luar biasa, bukan hanya bagi Sumatera Utara, tetapi juga dunia. Bukan hanya bagi kita namun juga untuk generasi selanjutnya. Kami sangat bangga bisa berjalan bersama adik-adik mahasiswa yang punya semangat tinggi menjaga lingkungan. Saya juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Asahan Barumun atas kerjasamanya menyediakan bibit pohon produktif untuk men support kegiatan ini, ujarnya.
Ketua Komisariat GMKI Fakultas Hukum USU, Reynaldo Siburian, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari semangat Tri Panji GMKI: tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian. Ia menjelaskan bahwa sebagai gerakan kemahasiswaan berbasis nilai-nilai Kristiani, GMKI percaya bahwa merawat ciptaan Tuhan adalah panggilan luhur yang harus dijalankan secara konsisten. “Penghijauan ini bukan hanya bentuk pengabdian sosial, tetapi juga bentuk nyata dari ketaatan kami kepada Tuhan sebagai Kepala Gerakan. Melalui ilmu dan iman yang kami bawa, kami ingin menghadirkan dampak baik bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Reynaldo.
Ketua Panitia PMD, Calvin Panjaitan, menambahkan bahwa kegiatan tahun ini mengangkat tema “Never Ending Aid Love” sebagai semangat dasar dari seluruh rangkaian aksi. Subtema mereka terinspirasi dari Galatia 6:9, mengajak tak jemu berbuat baik, terutama kepada lingkungan dan masyarakat. “Subtema kami terinspirasi dari Galatia 6:9, yaitu agar kita jangan jemu berbuat baik. Dalam konteks ini, kami ingin menunjukan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan sesama tidak boleh berhenti hanya pada satu kegiatan. Harus terus berlanjut, sekecil apa pun bentuknya,” kata Calvin.
Pembina Green Future Foundation sekaligus Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Andar Abdi Saragih, S.Pd., M.Si, menyampaikan motivasi dan dukungan terhadap program penghijauan serta pelestarian alam: “Sebagai bagian dari pemerintah dan aktivis lingkungan, saya mengajak masyarakat, institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk bersinergi mendukung program pemerintah dalam penghijauan dan konservasi alam. Kegiatan seperti ini sangat tepat sekali mendukung visi pembangunan berkelanjutan. Mari kita laksanakan amanah bersama demi kelestarian hutan, habitat, dan ekosistem yang telah diwariskan pada kita.”
Pangulu Nagori Ujung Saribu, Bapak Atur Girsang, menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai kehadiran mahasiswa dan relawan lingkungan telah membawa semangat baru dan kesadaran penting bagi desanya. “Kami sangat menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa dan tim dari Green Future Foundation. Ini bukan hanya soal menanam pohon, tapi juga menanam kesadaran. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi desa kami. Semoga ke depan bisa terus berlanjut dan diperluas,” ucap Atur.
Dalam aksi ini, ditanam sebanyak 100 bibit pohon buah-buahan, yaitu alpukat, durian, mangga, jambu kristal, dan rambutan. Selain penanaman, mahasiswa juga memberikan edukasi kepada warga tentang perawatan pohon, manfaat ekologis terhadap tanah dan air, serta pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga keseimbangan alam.
Maruli Siboro, mewakili masyarakat yang turut serta dalam kegiatan mengungkapkan rasa terima kasihnya. Ia berharap pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh subur dan memberi manfaat ekonomi serta lingkungan bagi generasi berikutnya.
Aksi penghijauan ini menjadi bukti bahwa ketika iman, ilmu, dan pengabdian dijalankan secara seimbang, gerakan mahasiswa mampu memberi kontribusi nyata bagi bangsa. Dari lereng Danau Toba, GMKI dan Green Future Foundation menanam lebih dari sekadar pohon—mereka menanam harapan, semangat kebersamaan, dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan serta dukungan terhadap visi dan amanah pemerintah. (Tim)
0 Komentar